TAPE KETAN HITAM

Posted by Yusmana Sabtu, 28 Desember 2013 0 komentar
Makanan probiotik sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh karena mengandung bakteri asam laktat. Makanan tersebut bermanfaat untuk imunitas tubuh, menurunkan kolesterol dan menekan sel-sel kanker.

Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.

Di Indonesia makanan tradisional yang mengandung probiotik salah satunya tape ketan. Agar bakteri asam laktat tetap ada pada tape ketan, makanan tersebut mesti disimpan dalam suhu yang dingin.


''Tape ketan itu sebetulnya dapat dijadikan makanan fungsional karena mengandung bakteri asam laktat. Bakteri asam laktat 

Bakteri ini banyak memberikan keuntungan sehingga banyak industri makanan fermentasi memanfaatkannya. Keuntungan lain terhadap kesehatan seperti hubungannya dengan tingkat kolesterol darah, kanker dan produksi antimikroba juga telah banyak diteliti dan mendapat perhatian yang terus meningkat. Pada makanan tertentu, bakteri asam laktat juga dapat meningkatkan mutu gizinya.


Mengkonsumsi makanan probiotik dan produk susu fermentasi diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol serum sehingga risiko penyakit jantung koroner bisa turun. Beberapa isolat probiotik dan produk makanan probiotik seperti yogurt telah diketahui mempunyai potensi dalam menurunkan kolesterol serum darah. Kemampuan probiotik dan yogurt dalam menurunkan kolesterol telah banyak diteliti. Akan tetapi hasil yang diperoleh masih kontradiksi.

Prebiotik yakni komponen makanan yang tidak dapat dicerna tubuh namun merupakan nutrisi untuk pertumbuhan bakteri yang baik pada saluran pencernaan. Peningkatan jumlah bakteri yang baik dapat menekan pertumbuhan bakteri patogen penyebab diare yang membahayakan.


Sedangkan probiotik adalah ingridien makanan berupa bakteri hidup (lactobacilli dan bifidobacteria) yang memiliki manfaat bagi kesehatan tubuh melalui keseimbangan mikrobiota pada saluran pencernaan. Mikrobiota yang seimbang dicapai saat bakteri yang baik jumlahnya tinggi sehingga dapat menekan pertumbuhan bakter patogen enterik (penyebab diare) yang membahayakan. Contoh produk makanan probiotik di antaranya yogurt, susu asam dan tape ketan. Penanganan makanan probiotik lebih kompleks untuk menjaga bakteri tetap hidup. Tidak boleh dipanaskan, namun disimpan dalam suhu dingin.  

Indonesia dan negara-negara Asia terkenal dengan makanan yang diproduksi melalui fermentasi substrat padat yang mengandung pati dalam jumlah banyak. Contohnya adalah tape singkong dan tape ketan dari Indonesia, chiu-niang dari Cina, arak dari tape ketan dari Vietnam, dan lain-lain. 


fermentasi tersebut menggunakan dua kelompok mikroorganisme yang memiliki peran berbeda-beda, kelompok pertama akan memecah pati menjadi glukosa, sedangkan kelompok kedua akan mengubah glukosa menjadi etanol. 


Mikroorganisme yang sering ditemui dan merupakan anggota kelompok pertama adalahAmylomyces rouxii (Nout 2007).

A. rouxii adalah anggota tunggal dari genus Amylomyces. Genus serta spesies tersebut pertama kali dideskripsikan oleh Clamette pada tahun 1892. Kapang tersebut tumbuh dengan cepat dan banyak menghasilkan klamidospora; sporangia tidak atau tidak sempurna terbentuk, mirip dengan Rhizopus, dengan apofisis yang kecil; sporangiofor tegak dengan atau tanpa rizoid. Sinonim A. rouxii adalah Chlamydomucor oryzaeC. rouxiiC. rouxianusC. javanicus, dan Rhizopus chlamydosporus (Ellis et al. 1976).

Karakteristik A. rouxii yang menguntungkan dalam proses fermentasi substrat padat yang mengandung pati adalah kemampuan kapang tersebut dalam menghasilkan enzim amyloglucosidase, kemampuannya tumbuh pada substrat mentah (belum dimasak), serta ketidakmampuannya bersporulasi (Nout 2007). Amyloglucosidase (EC 3.2.1.3), atau juga sering disebut amylase, adalah enzim yang berfungsi memutus ikatan alpha-1,4 glikosida pada rantai polisakarida.

Hasil akhir dari hidrolisis tersebut adalah dextrins, oligosakarida, maltosa dan D-glukosa. Proses tersebut dikenal dengan sakarifikasi. Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Dung et al. (2006) menunjukkan bahwa A. rouxii mampu merubah 25% pati menjadi glukosa setelah inkubasi selama tiga hari, serta menghasilkan amyloglucosidase hingga 0,43 U/g.

Walaupun banyak penelitian tentang A. rouxii telah dilakukan, namun kapang tersebut masih menjadi misteri, antara lain adalah habitat alami A. rouxii serta evolusinya. Penggunaan ragi tape yang luas di masyarakat Indonesia membuka peluang banyaknya variasi A. rouxii yang dapat dijadikan sampel dalam memecahkan misteri tersebut

0 komentar:

Posting Komentar