BREM DAN TAPE KETAN
Sabtu, 28 Desember 2013
0
komentar
Tape adalah produk fermentasi yang berbentuk
pasta atau kompak tergantung dari jenis bahan bakunya. Tape dibuat dengan
menggunakan starter yang berisi campuran mikroba.
Produk ini mempunyai cita rasa dan aroma yang khas, yaitu gabungan antara rasa manis, sedikit asam, dan citarasa alkohol.
Produk ini mempunyai cita rasa dan aroma yang khas, yaitu gabungan antara rasa manis, sedikit asam, dan citarasa alkohol.
Pada dasarnya pembuatan tape dibagi menjadi
dua bagian yaitu pembuatan starter dan pembuatan tape itu sendiri. Starter
untuk pembuatan tape atau yang lebih dikenal dengan nama ragi tape dapat dibuat
dengan bahan baku beras atau tepung beras, dicampur dengan beberapa
rempah-rempah seperti bawang putih, lada, lengkuas, dan jeruk nipis.
Cara pembuatannya ialah dengan menumbuk bawang
putih, bersama lada dan beras yang telah direndam dalam air selama 8 jam.
Banyaknya jenis dan jumlah rempah sangat beragam. Rempah-rempah tersebut
digunakan sebagai pembangkit aroma dan juga untuk menghambat mikroorganisme
yang tidak diinginkan atau justru untuk menstimulir mikroorganisme yang
diinginkan.
Menurut penelitian yang telah dilakukan
komposisi rempah yang baik dapat dilihat pada Tabel 2. Apabila digunakan tepung
beras, maka sebelum dicampur rempah-rempah, tepung beras harus disangrai
terlebih dahulu. Sepotong lengkuas yang akan ditambahkan ditumbuk sampai halus
dan diberi air untuk mendapatkan sari lengkuas.
Pada campuran pasta beras/tepung beras
tersebut ditambahkan air lengkuas dan air jeruk nipis serta air matang sehingga
akan terbentuk adonan. Ragi pasar sebagai starterditambahkan
sebanyak 2 butir untuk beras 1 liter.
Selain ragi pasar yang mengandung kultur
campuran, dapat juga ditambahkan suspensi isolat murni kapang dan khamir.
Adonan ini harus cukup kental dan lembek, yang kemudian dicetak bulat pipih,
ditempatkan pada loyang/tampah dan dibiarkan selama 2 hari untuk kemudian
dikeringkan. Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran atau dengan oven
pada suhu 40oC-45oC antara 1-4 hari. Ragi yang digunakan untuk memfermentasi
gula harus mengandung mikroba yang tahan terhadap kadar gula dan alkohol yang
tinggi.
Pembuatan tape ketan dapat dilakukan baik
untuk tape ketan hitam ataupun ketan putih. Ketan putih biasanya diwarnai
dengan warna hijau untuk mendapatkan penampakan yang lebih baik. Lama
fermentasi berkisar antara 2 – 4 hari. Pada hari kedua dihasilkan tape yang
mempunyai rasa manis kuat dan bila dibiarkan hingga 4 hari akan terbentuk aroma
yang lebih kuat. Proses fermentasi biasanya menggunakan wadah kaca (stoples)
atau kantung plastik.
Tape ketan mempunya tekstur yang baik karena
kadar amilopektinnya tinggi terutama pada jenis tape dari ketan pulen.
Pengolahan lebih lanjut dari tape ketan adalah pembuatan sirop tape dan anggur
tape. Anggur tape atau dikenal juga dengan nama lain seperti brem (Bali), Badek
(Jateng), sake (Jepang) merupakan suatu produk yang telah dikenal dalam dunia
pariwisata internasional. Selain itu dikenal pula brem padat yang banyak
diproduksi didaerah Jawa Tengah (Boyolali, Wonogiri) dan Jawa Timur (Madiun).
Brem cair dibuat seperti halnya pembuatan tape
ketan selama 4 hari fermentasi. Cairan yang keluar dipisahkan dan tape dipres
untuk diambil airnya yang belum menetes. Air tape yang dihasilkan dari proses
fermentasi kurang lebih 50% dari berat ketan yang diolah. Sedangkan dari
perasan ketan, diperoleh juga cairan sebanyak 50%. Kedua macam cairan tersebut
dinamakan brem muda dan bila diinginkan brem yang sempurna maka brem muda harus
didiamkan pada suhu ruang (Aging) antara 1 hingga 6 bulan.
Produk yang telah jadi mempunyai cita rasa tertentu dan bebas dari partikel koloid. Kadar alkohol pada brem mencapai 9-25%. Pada brem kadang-kadang terjadi kontaminasi dan untuk mengatasi hal itu dapat ditambahkan sulfit sebanyak 100-200 ppm yang selain berfungsi sebagai pencegah pertumbuhan mikroba juga akan berfungsi sebagai antioksidan.
Produk yang telah jadi mempunyai cita rasa tertentu dan bebas dari partikel koloid. Kadar alkohol pada brem mencapai 9-25%. Pada brem kadang-kadang terjadi kontaminasi dan untuk mengatasi hal itu dapat ditambahkan sulfit sebanyak 100-200 ppm yang selain berfungsi sebagai pencegah pertumbuhan mikroba juga akan berfungsi sebagai antioksidan.
Kekeruhan pada brem dapat berasal dari
sisa-sisa karbohidrat, zat warna bahan dan sel-sel khamir yang mengendap. Untuk
mengatasi masalah tersebut dapat ditambahkan bahan-bahan penjernih seperti
gelatin sebanyak 50mg/100ml brem. Penjernihan dapat pula dilakukan dengan
pengendapan menggunakan sentrifuse pada suhu 5oC dengan kecepatan 12.000 rpm.
Setelah itu, brem dapat dikemas dalam botol dan dipasarkan.
Brem padat dibuat dari ketan varietas Siam,
Gajih, Untup dan lainnya. Brem padat seperti halnya brem cair dibuat dengan
mengepres air tape hingga cairannya terpisah dari ampas. Cairan ini yang
kemudian dipanaskan dan dipekatkan. Setelah itu dilakukan pembuihan dengan
jalan mengaduk-aduk cairan kental tersebut selama 10-60 menit. Pencetakan
dilakukan setelah bahan berbuih banyak dan bahan kemudian diangin-anginkan
selama 1 malam. Keesokan harinya bahan dijemur sampai kering (+5-7 jam).
Setelah kering, bahan tersebut dipotong-potong dan bahan dapat dipasarkan.
Pengolahan lanjutan tape selain meningkatkan
nilai ekonomis juga akan memperpanjang umur tape, memperluas daerah pemasaran
dan praktis dalam penggunaannya. Pembuatan tape dan brem termasuk
fermentasi hetero, yaitu menggunakan 2 macam biakan dari jenis mikroba yang
berbeda. Pada fermentasi tape, ragi sebagai starter fermentasi dalam hal ini
ragi pasar mengandung berbagai macam mikroba.
Menurut beberapa penelitian, mikroba pada ragi
pasar meliputi kapang dan khamir dari berbagai jenis. Sebagai contoh terdapat Amylomyces,
Mucor, Rihzophus, Aspergillus. Untuk jenis kapang Amilolitik dan untuk
jenis khamir amilolitik dijumpai Endomycopsis dan untuk yang
bersifat non amilolitik dijumpai khamir seperti Candida, Saccharomyces,
Endomycopsis dan lain-lain.
Mikroba yang diduga paling berperanan dalam
fermentasi tape adalah Amylomyces rouxii, Endomycopsis burtonii dan Saccharomyces
serevisiae. Selain itu dijumpai pula bakteri asam laktat (Pediococcus)
dan bakteri amilolitik (Bacillus).
0 komentar:
Posting Komentar